LulusanGuru - Sering saya menyapiakan bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai wadah untuk membentuk karakter dan identitas peserta didik. Dalam ekosistem sekolah, berdasarkan ingatan pengamatan saya semasa di sekolah SD, SMP, SMA kemudian pengalaman pada saat PPL di salah satu SMA Negeri di Kota Semarang, semuanya terdapat tanda-tanda dan simbol-simbol yang melambangkan penghargaan dan penghayatan terhadap kebinekaan serta nilai-nilai Pancasila, yang secara bersama-sama dapat membentuk identitas manusia Indonesia.
{getToc} $title={Table of Contents} $count={True}
![LulusanGuru - Kebhinekaan dan Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila dalam Ekosistem Pendidikan LulusanGuru - Kebhinekaan dan Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila dalam Ekosistem Pendidikan](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl4j2bh20y9SB0n5SZPS7FYTqtoDAEmhuOUa5T91oumg7MzAQPwAJw8xSfjV_9yADg_FEsQNjQZ-CT8uGBI5Zg6norQpK9pwMxo04uG8R0uxyzdyNzpnJ98yAXgHuayUYbQuZkjDD_E42Ez2jSQdsXpXmUQviZ4UxeHKdN4o9REO9A3G25fx7Z31kupmA/w640-h360-rw/LulusanGuru%20-%20Kebhinekaan%20dan%20Penghayatan%20Nilai-Nilai%20Pancasila%20dalam%20Ekosistem%20Pendidikan.png)
Dalam artikel ini saya akan membahas dua hal yang pertama yaitu bagaimana keberadaan tanda, simbol dan proses pembelajaran di sekolah dalam memberikan penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan dan yang kedua adalah tentang bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia
Tanda dan Simbol dalam Ekosistem Sekolah
Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan di Indoneisa yang memiliki peranan penting dalam menanamkan pemahaman kebhinekatunggalikaan kepada peserta didik. Di dalam ruang kelas, di lingkungan sekolah, dan bahkan di lambang sekolah, terdapat tanda-tanda dan simbol-simbol yang mewakili keberagaman budaya Indonesia. Poster-poster baju adat, rumah adat, tempat ibadah berbagai agama yang menunjukan keberagaman ini tertempel di dinding-dinding sekolah. Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, sopan santun bahkan tulisan “Bhineka Tungal Ika” sendiri yang bermaka keberagaman namun tetap satu ini tertulis di atas papan tulis atau tempat lain yang memungkan banyak yang membaca. Simbol-simbol kebhinekatunggalikaan ini juga bisa ditemukan dalam karya seni peserta didik yang menggambarkan keindahan keragaman budaya Indonesia hasil dari proyek mata pelajaran kesenian yang digantung di dinding-dinding kelas.
Pentingnya tanda dan simbol ini bukan hanya sebagai dekorasi semata, namun juga sebagai sarana untuk membentuk kesadaran peserta didik akan keberagaman dan saling menghormati atas perbedaan. Melalui proses pembelajaran yang dilandasi oleh kebhinekatunggalikaan, peserta didik diajak untuk memahami, menghargai, dan merayakan keberagaman budaya yang ada di sekitar mereka. Hal ini memperkuat rasa kebanggaan terhadap identitas mereka sebagai manusia Indonesia yang hidup dalam masyarakat majemuk dan multikultural.
Penghayatan Nilai-nilai Pancasila di Sekolah
Pancasila merupakan dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia, memiliki peranan penting dalam membentuk identitas manusia Indonesia. Di sekolah, penghayatan nilai-nilai Pancasila ini tidak hanya sebatas pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, tetapi juga terwujud dalam kegiatan sehari-hari dan budaya di sekolah. Contohnya dalam kegiatan kelas, guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan dalam setiap pembelajaran.
Selain itu, dalam upacara bendera atau kegiatan keagamaan di sekolah, peserta didik juga diperkenalkan dengan makna-makna mendalam dari setiap sila Pancasila. Misalnya, sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan religious dalam kehidupan sehari-hari. Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengajarkan pentingnya sikap kemanusiaan yang adil dan beradab dalam berinteraks. Di sekolah, hal ini tercermin dalam upaya untuk menghargai martabat dan hak asasi manusia setiap peserta didik tanpa memandang perbedaan latar belakang, status sosial, atau kondisi ekonomi. Guru mengajarkan nilai-nilai empati, toleransi, dan kepedulian terhadap sesama seperti menjenguk teman kelas yang sedang sakit dan belum bisa masuk sekolah hingga tiga hari berturut-turut. Sila ketiga “Persatuan Indonesia” mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman. Di sekolah, peserta didik diajak untuk memahami makna kebersamaan, menghormati perbedaan, dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Melalui kegiatan berkelompok dalam pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, seperti seni dan olahraga, peserta didik dapat belajar tentang kolaborasi dan solidaritas.
Sila keempat Pancasila menekankan pada pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang bersifat demokratis. Di sekolah, peserta didik diajak untuk mengembangkan sikap demokratis, menyuarakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain dalam menjalankan kegiatan kelompok atau proyek bersama. Sementara sila kelima "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" mengajarkan tentang pentingnya kesetaraan, keadilan, dan pemberdayaan bagi semua lapisan masyarakat.
Melalui penghayatan nilai-nilai Pancasila di sekolah, peserta didik tidak hanya belajar tentang prinsip-prinsip moral dan etika, tetapi juga meresapi makna dari semangat kebangsaan dan persatuan. Ini membentuk dasar yang kokoh bagi pembentukan identitas manusia Indonesia yang berkarakter, peduli, dan bertanggung jawab.
Jadi secara keseluruhan, tanda dan simbol kebhinekatunggalikaan serta penghayatan nilai-nilai Pancasila di dalam ekosistem sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam memperkuat identitas manusia Indonesia. Melalui proses pembelajaran yang diwarnai dengan penghargaan terhadap keberagaman dan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila, peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki identitas yang kuat sebagai manusia Indonesia. Dengan demikian, sekolah bukan hanya menjadi tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan semata, namun juga sebagai wadah yang membentuk karakter dan jati diri peserta didik sebagai generasi bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Posting Komentar