Lulusan Guru - Salah satu mata kuliah yang saya ikuti pada semeter pertama kuliah PPPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 adalah Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah. Sehingga pada artikel kali ini saya akan mencoba menjelaskan beberapa hal terkait prinsip Understanding by Design (backward design) dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen guna mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berikut adalah penjelasannya.
{getToc} $title={Table of Contents} $count={True}
![LulusanGuru - Ujian Tengah Semester (UTS) Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah LulusanGuru - Ujian Tengah Semester (UTS) Prinsip Pengajaran dan Asesmen I di Sekolah Dasar dan Menengah](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPRhXAm0Gdw5vBBuiGa-Z3D-xkJEWsyZ_EQJdheiB0j2SqXRelaDGJVMHSXuBKP9xBGqvQR1mIi30fLBzsd0atSU92r45gKkPqYarQ0vwsZPdPwrmbKNr54LrDo2eQ3yYkhuACvY7vB_VMx7RoKFEIvu9gNOYkrrynJfm23rDsA7-t1gxjDixqLR5fgms/w640-h360-rw/LulusanGuru%20-%20Ujian%20Tengah%20Semester%20(UTS)%20Prinsip%20Pengajaran%20dan%20Asesmen%20I%20di%20Sekolah%20Dasar%20dan%20Menengah.png)
Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara merancang pembelajaran dengan prinsip backward design.
Understanding by Design (UbD) atau dikenal juga sebagai backward design merupakan pendekatan dalam perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan menetapkan tujuan pembelajaran dan capaian yang diinginkan, kemudian merancang asesmen yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, selanjutnya merancang aktivitas pembelajaran yang akan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga secara sederhana proses ini terdiri dari tiga langkah utama sperti pada gambar berikut.
![Tiga Langkah Utama UbD Tiga Langkah Utama UbD](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfAV-O9SLsPKZFdYn6T_BODGfa-Y1CDMZkLUY52vOu0nxc1vGt-lfbpIpccq4lUcPSjPnfHNrzCBbVYl_bSURNMFyoFOovWeJGqk3kJFAQuTVoKr88s-Mbg031p_MgSGd6ueMsGSDlUYQk2uhHcIEKZHD1d2YGBYG2bDg8k5w32HaznKw_Ih3Kc4H_6Lk/s16000-rw/UbD-1.png)
Tiga langkah utama dalam Understanding by Design (UbD)
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Pada tahan pertama ini, seorang guru menentukan terlebih dulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Dimana tujuan yang disusun meliputi aspek untuk mencapai suatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus peserta didik capai, miliki, dan kuasai setelah selesai mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran juga harus disusun dengan memperhatikan karakteristik dari peserta didik. Sehingga seorang guru harus mengetahui apa kebutuhan belajar dan tingkat capaian awal peserta didik sebelum menentukan kompetensi yang diharapkan. Tujuan pembelajaran juga dapat disesuaikan dengan karakteristik lingkungan sekolah masing-masing.
2. Menentukan Asesmen
Setelah tujuan pembelajaran selesai ditentukan, selanjutnya adalah menentukan alat ukur atau asesmen yang akan digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari proses dan hasil pembelajaran. Asesmen adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik, yang hasilnya nanti akan digunakan sebagai bahan refleksi dan juga sebagai landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karena asesmen adalah alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, maka tujuan pembelajaran dan asesmen yang dirancang harus disusun sedemikan rupa secara sistematis agar asesmen yang dibuat dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
3. Menentukan Kegitan Pembelajaran
Setelah tujuan pembelajaran dan alat untuk mengukur ketercapaian (asesmen) selesai dirancang, langkah selanjutnya adalah menentukan seperti apa kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada prinsip UbD dilakukan dengan berorientasi pada peserta didik, misalnya dengan menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Selain pendekatan tersebut seorang guru pada tahap ini juga menentukan model, strategi, dan metode apa yang akan digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran.
Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Berikut adalah penjelaskan mengenai hubungan ketiga komponen tersebut dan saya sertakan juga pendapat saya jika salah satu komponen itu tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran.
Ketiga komponen dalam UbD yaitu (1) Menentukan Tujuan, (2) Menentukan Asesmen dan (3) Menentukan Kegiatan Pembelajaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain yang tidak terpisahkan.
Tujuan pembelajaran yang ditentukan di awal berperan sebagai panduan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran. Tujuan ini memberikan arah dan fokus untuk seluruh proses pembelajaran, sehingga dalam merancang asesmen dan menentukan kegiatan pembelajaran akan berpedoman pada tujuan yang sudah ditentukan.
Sementara itu, asesmen digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetukan. Sehingga jelas sekali bahwa asesmen ini berhungan langsung dengan tujuan pembelajaran yang tidak boleh ditiadakan.
Selanjutnya adalah rancangan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini juga berperan sangat penting dalam memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efesien. Dimana kegiatan ini dirancang untuk mendukung pemahaman dan pengembangan keterampilan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian kegiatan ini bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari suatu proses pembelajaran itu sendiri karena dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat dikur ketercapaiannya (tujuan pembelajaran) dengan menggunakan instrumen-instrumen asesmen yang telah dirancang.
Dari uraian tersebut, maka ketiga komponen dari UbD ini memiliki peran saling melengkapi dan bekerja sama satu sama lain. Sehingga jika salah satu dari ketiga komponen tersebut ditiadakan maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan seacar utuh. Sebagai contoh jika terdapat asesmen dan kegiatan pembelajaran namun tidak ada tujuan yang ditetapkan tentunya jalannya kegiatan pembelajaran tidak jelas arahnya mau kemana, goalnya mau seperti apa. Contoh lain jika komponen asesmen yang ditiadakan maka bagaimana kita dapat menentukan peserta didik telah mencapai tujuan pembelajarannya atau sejauh mana tingkat ketercapaiannya tanpa adanya intrumen asesmen yang dapat mengukur kondisi tersbut. Sebaliknya jika tujuan pembelajaran dan asesmen dirancang tanpa adanya rancangan kegiatan pembelajaran yang terarah dan terstruktur secara sistematis yang jelas? Tentu aktivitas pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak karuan karena tidak memiliki pedoman teknis yang jelas, sehingga akan sulit untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
Merancang pembelajaran dianjurkan untuk menggunakan prinsip UbD. Berikut adalah kelebihan prinsip UbD jika dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran menggunakan prinsip yang lain.
Dalam merancang pembelajaran guru dianjurkan untuk menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) dikarenakan pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran jika menggunakan pendekatan atau prinsip yang lain. Adapun beberapa keleibihan dari UbD di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Tujuan Pembelajaran
Pada pendekatan UbD menempatkan fokus utama pada pencapaian tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat diukur. Sesuai dengan ururtan utamanya yang dimulai dengan mengidentifikasi terlebih dahulu hasil yang diinginkan, sehingga seluruh kegiatan pembelajaran direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2. Berorientasi pada Peserta Didik
Selain memiliki orientasi pada tujuan pembelajaran, UbD juga menempatkan peran penting peserta didik dalam proses pembelajaran. Desain pembelajaran dilakukan dengan mempertimbangkan pemahaman awal peserta didik, kebutuhan mereka, dan cara terbaik untuk memfasilitasi peserta didik agar memperoleh pemahaman materi yang mendalam.
3. Berorientasi pada Pemahaman yang Mendalam
Prinsip ini juga mendorong kegiatan pembelajaran supaya peserta didik tidak hanya menghafal informasi saja tetapi juga memperoleh pemahaman konsep yang mendalam.
4. Menggunakan Evaluasi yang Autentik
Cara evaluasi yang digunakan pada prinsip UbD ini menggunakan evaluasi autentik, di mana peserta didik dinilai berdasarkan kinerja dan pemahaman konsep yang sebenarnya, bukan hanya melalui tes pengetahuan faktual saja.
5. Materi Dibuat Berterkaitan dengan Dunia Nyata (Realistis dan Kontekstual)
Pembelajaran menggunakan pendekatan UbD memuat materi pembelajaran yang dikaitkan langsung dengan dunia nyata. Ini membantu peserta didik mengetahui relevansi materi pembelajaran yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari sehingga menumbuhkan motivasi belajar mereka dan pemahaman yang diperoleh tidak mudah dilupakan karena paham akan aplikasinya di dunia nyata.
6. Menyelaraskan Tiga Komponen Utama Pembelajaran
Tiga komponen utama dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran dibuat selaras sehingga jalannya proses pembelajaran terarah dan memiliki tujuan yang jelas dengan alat ukur ketercapaian yang sesuai untuk mengukurnya.
Asesmen berdasarkan tujuannya ada tiga yaitu: (1) asesmen awal (diagnostik), (2) asesmen formatif, dan (2) asesmen sumatif. Berikut adalah penjelasan dari ketiga jenis asesmen tersebut beserta contohnya.
1. Asesmen Awal (Diagnostik)
Sesuai dengan namanya yaitu asesmen awal, asesmen ini dilakukan di awal pembelajaran untuk mengukur pemahaman awal peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan. Selain itu, asesmen awal ini juga untuk memastikan kesiapan peserta didik mengikuti materi pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuan dari asesmen jenis ini adalah untuk membantu guru dalam memahami tingkat pengetahuan dan keterampilan awal peserta didik sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Contoh: Sebuah tes di awal tahun ajaran untuk mengukur pemahaman peserta didik tentang dasar-dasar matematika sebelum materi baru diajarkan.
2. Asesmen Formatif
Asesmen formatif merupakan asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik kepada guru dan peserta didik. Tujuan dari asesmen ini adalah untuk memantau perkembangan belajar peserta didik, mengidentifikasi kesulitan mereka dalam mempelajari suatu materi pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbaikan selama proses pembelajaran.
Contoh: Pemberian tugas singkat di tengah pelajaran dan diskusi kelas untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang topik yang baru diajarkan.
3. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian akhir peserta didik. Tujuan dari asesmen ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang tingkat pemahaman dan keterampilan peserta didik setelah menyelesaikan suatu pembelejaran.
Contoh: Ujian akhir semester yang mencakup materi yang diajarkan selama satu semester untuk menilai pemahaman komprehensif peserta didik terhadap materi tersebut.
Dengan memahami perbedaan ketiga jenis asesmen tersebut, guru dapat merencanakan dan menjalankan pembelajaran yang lebih efektif, serta memberikan umpan balik yang tepat kepada peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi mereka.
Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Maksud dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.
Secara umum tujuan dari asesmen adalah untuk memonitor perkembangan peserta didik yang secara sistematis adalah proses mengumpulkan informasi tentang kemajuan dan pencapaian peserta didik selama proses pembelajaran.
Dengan menggunakan asesmen yang tepat, guru dapat mengidentifikasi area mana dari peserta didik yang telah berhasil dicapai dan area mana dari mereka yang mungkin masih mengalami kesulitan. Sehingga seorang guru dapat memberikan umpan balik yang sesuai kepada peserta didik dan merancang suatu perbaikan atau bantuan tambahan jika diperlukan.
Selain itu, dengan adanya asesmen yang dapat memonitor perkembangan peserta didik, guru dapat menyesuaikan pengajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik baik secara keseluruhuan peserta didik di dalam kelas maupun secara individu. Dengan demikian akan tercipta pembelajaran yang secara efektif dan efesien dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
Demikian penjelasan yang dapat saya sampaikan melalui artikel kali ini. Jika ada saran, komentar atau lainnya dapat Anda tulis di kolom komentar yang tersedia. Terimakasih dan salam hebat guru profesional Indonesia.
إرسال تعليق